Gambaran umum Bursa Karbon dan Potensinya bagi Indonesia.

1. Apa Itu Bursa Karbon? Bursa karbon merupakan sebuah platform atau pasar tempat individu, perusahaan, dan pemerintah dapat membeli dan menjual hak emisi karbon. Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara keseluruhan dengan memberikan insentif ekonomi kepada mereka yang berhasil mengurangi jejak karbon mereka. 2. Bagaimana Bursa Karbon Bekerja? Biasanya, otoritas pemerintah menetapkan batasan atas jumlah emisi yang diperbolehkan. Perusahaan yang menghasilkan emisi di bawah batas yang ditentukan dapat menjual hak emisi yang "tidak terpakai" mereka kepada perusahaan lain yang membutuhkannya, melalui bursa karbon. 3. Potensinya Bagi Indonesia: ▪ Pertumbuhan Ekonomi: Dengan adanya bursa karbon, perusahaan di Indonesia yang berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan dan praktek berkelanjutan dapat memperoleh pendapatan tambahan dengan menjual hak emisi mereka. ▪ Peningkatan Investasi: Bursa karbon dapat menarik investor asing yang mencari peluang di sektor ramah lingkungan. ▪ Perlindungan Lingkungan: Dengan adanya insentif ekonomi untuk mengurangi emisi, perusahaan akan lebih termotivasi untuk mengadopsi teknologi bersih dan praktek berkelanjutan. ▪ Pemenuhan Komitmen Internasional: Indonesia, sebagai salah satu negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, dapat memenuhi komitmen internasionalnya dalam mengurangi emisi melalui implementasi bursa karbon. 4. Tantangan: Pengaturan dan penerapan bursa karbon memerlukan kerjasama antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat. Selain itu, transparansi dan integritas dalam pelaporan emisi sangat penting untuk memastikan keberhasilan sistem ini. Kesimpulan: Peluncuran bursa karbon oleh Presiden Jokowi hari ini 26 September 2023 menandai langkah penting dalam upaya Indonesia untuk berperan aktif dalam perang melawan perubahan iklim. Meski ada tantangan yang harus dihadapi, dengan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak, bursa karbon dapat menjadi alat yang efektif untuk memajukan ekonomi sambil melindungi lingkungan.

Yuwono Nugroho

9/26/20231 min read